Cinta
diam.angsa liar yang terbang
melintasi tanah gersang.
pohon-pohon tua yang tumbang, suara retak.
hujan tajam asin, bertaburan.
Begitulah seorang penyair cina menulis. Cinta memang selalu menarik untuk dibincangkan. Tentunya telah banyak dituangkan dalam cerpen, novel, sandiwara radio, lagu dan film. Cinta telah ada sejak manusia tercipta.
Cinta adalah perasaan, bukan dari mata seperti dalam ungkapan "dari mata turun ke hati" faktanya orang (maaf) tuna netra pun jatuh cinta bukan dari mata. Cinta tidak selalu "berwujud" perasaan seorang lelaki dewasa terhadap perempuan dewasa. Seorang anak kecil memiliki cinta terhadap mama papanya. Warga negara mencintai negaranya.
Tak sedikit pula orang yang mengatasnamakan cinta. Ada sekumpulan orang (oknum) mengatasnamakan pecinta lingkungan, sementara kerjanya mencorat-coret dengan pisau di kulit pohon, membuat goresan di batu dan ulah lainnya yang kontra produktif dengan pecinta lingkungan.
Ada manusia menenggak racun serangga dengan mengatasnamakan cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Ada pula sepasang remaja atas nama cinta berbuat nista sampai si cewek berbadan dua hingga di drop out dari sekolahnya.
Entahlah. Cinta dalam ilustrasi di atas hanya sebuah barang abstrak yang mudah diutak-atik maknanya. Cinta bukan lagi nilai yang luhur sebagai anugerah Tuhan.
Mengungkapkan rasa cinta beragam cara orang menyampaikannya. Bahasa cinta tidak sekedar kata-kata. Bunga, kado, hadiah, surat, telepon dapat menjadi media bahasa cinta. Ada pula yang diekspresikan langsung seperti dalam reality show di beberapa tv swasta.
Bahasa cinta hanya dapat difahami oleh orang yang memang menghargainya.
Posting Komentar