Ketika Huruf Dinyatakan Dengan Angka

Ketika Huruf Dinyatakan Dengan Angka

B 10 LA (B sepuluh LA), konon gabungan huruf dan angka tersebut adalah nomor plat kendaraan milik Idris Sardi maestro biola dan tak lain tak bukan nomor plat itu dibacakan sebagai "BIOLA". Kata teman, nomor plat semacam itu memiliki izin khusus dengan biaya di atas dari biasanya.

Seakan terilhami, kini banyak plat nomor kendaraan semacam itu baik yang resmi atau sekadar plesetan yang lazim nempel di kendaran angkutan umum. D 160 DA, D 1060, F 1 NA, G 4 UL, A 6 US, dan masih banyak yang lainnya yang terkadang membuat senyum bagi yang membacanya, atau bahkan sering iseng menebak nama pemilik kendaraan tersebut ketika membaca nomor plat kendaraannya.

Bukan itu saja kreasi menggabungkan angka dan huruf juga berkembang dengan menggabungkan gambar sebagai bagian dari kalimat, misalnya: "Ku datang lagi" yang ditulis dengan gambar kepala kuda, gambar tang, dan kata lagi. Sang Kreator memanfaatkan kesamaan bunyi pengucapan.

Sebagai sebuah "karya seni" hal seperti itu dapat kita temukan dalam stiker atau huruf tempel di PKL yang biasanya menggelar dagangannya di atas trotoar. Ketika hal itu sekedar ekspresi tentu tak akan menimbulkan masalah, namun ketika dijadikan dalam pengungkapan hal yang jorok atau asusila dan jauh dari etika sopan santun? seperti inilah yang sering kita baca di penutup bak truk, di dinding tembok, kata-kata jorok ditulis degan huruf dan angka atau ditambahkan gambar. Tentu saja tidak akan diungkapkan contoh tulisan seperti itu, khalayak pastinya pernah membacanya.

Itu saja.

 

Cerita Fabel dan Dunia Anak Kita

Cerita Fabel dan Dunia Anak Kita

Cerita "Sang Kancil dan Buaya" adalah salah satu cerita fabel dari beberapa yang dikenal anak-anak Indonesia, selain itu ada "Kera dan Kura-Kura" lalu "Anjing dan Gagak" ada lagi "Ayam dan Musang" serta sederet cerita fabel lainnya.

Memang, cerita fabel telah memperkaya khazanah kebudayaan kita serta menjadi salah satu sarana edukatif bagi perkembangan jiwa anak-anak. Pengungkapannya melalui berbagai media bahkan dengan cara yang amat klasik seperti penuturan orang  tua berupa dongeng sebagai pengantar tidur putra-putrinya.

Dari cerita fabl, anak-anak dididik untuk mencontoh hal-hal yang baik dan menjadikan cermin dari hal-hal yang kurang baik agar dihindari, lebih dari itu imajinasi anak-anak diharapkan tumbuh dan berkembang seirirng usia mereka.

Keterbatasan kemampuan kita terhadap aplikasi teknologi telah menyebabkan cerita fabel tradisional kita jauh tertinggal dan hampir tak dikenali oleh anak-anak sekarang. Mereka lebih mengenal tokoh super hero dari mancanegara semacam Superman, Bathman, atau Kartun "Donald Duck"  "Tom and Jery" sangat akrab dalam ingatan anak-anak kita.

Akankah cerita fabel hanya menjadi dongeng di atas dongeng dan tergilas oleh cerita animasi dari mancanegara?
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ruang Ide - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger